Kuala Lumpur, January 27, 2003
Saya tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia. Ceramah dhamma di Maha Vihara
Brickfields, selalu sederhana dan menggunakan cerita-cerita yang mudah
dimengerti. Menurut pengamatan seorang teman dari New Zealand, Dharmadhara, katanya umat buddha di malaysia sangat suka mendengar cerita-cerita yang segar dan sederhana. Renungannya juga disesuaikan dengan kehidupan masyarakat buddhist pada umumnya. Pendengar tidak disuguhkan dengan terlalu banyak istilah-istilah yang complicated pada saat ceramah umum.
Saya rasa Dharmadhara banyak benarnya. Mungkin karena itulah, PHH Henry Hall yang biasa digunakan untuk dhamma talk, selalu dipenuhi dengan insan-insan yang haus dhamma. Karena dhamma bagi mereka, sesuatu yang menarik, bukan complicated. Dan, bagi yang senior dan yang ingin memperdalam dhamma, mereka mengadakan kelas-kelas khusus, seperti Abhidhamma
class pada waktu-waktu tertentu. So, ada kategorinya berdasarkan pengetahuan
dhamma-nya.
Chief Reverend Dhammananda, kemarin bercerita bahwa beliau mengikuti conference agama buddha dan disitu beliau membaca statistic bahwa umat buddha di Indonesia adalah 1% dari total populasi. Dengan 80% Islam dan 5% Kristen. Dan beliau sangat gembira karena banyak juga pribumi di Jawa yang beragama Buddha. Bahkan beliau pernah berbincang-bincang dengan mereka.
Hanya 1% yang beragama Buddha, menurut statistic. Apakah mungkin, ajaran Buddha sulit dicerna, karena kita yang membuatnya menjadi complicated?
No comments:
Post a Comment