Kuala Lumpur, April 28, 2003
Saya jadi ingat cerita teman tentang seorang umat Buddha (sebut saja A) di
Singapore yang selalu melakukan 'shopping' di kulkas vihara. Kabarnya kulkas
vihara tersebut selalu penuh dengan makanan dana dari umat. Saking banyaknya makanan tersebut selalu disimpan dalam kulkas sampai membusuk dan akhirnya dibuang. Umat ini, Si A, dengan kesadaran sendiri mengambil makanan dari kulkas vihara dan tentunya dengan seijin bhikkhu yang berdomisili di vihara tersebut, kemudian, sebagai alat tukarnya, beliau mendanakan sejumlah uang ke kotak dana vihara. Juga cerita teman tentang seorang bhikkhu di Thailand yang dipercayai sebagai 'arahat'. Jumlah umat yang ingin mendanakan makanan ke bhikkhu ini, ribuan orang. Dan makanan-makanan tersebut, saking banyaknya, tidak tahu bagaimana mengatasinya.
Dulu, saya juga suka masak dan membawanya ke salah satu vihara di Kuala Lumpur. Tetapi, setelah menyadari betapa 'banyaknya' makanan yang tersedia di vihara, akhirnya saya memutuskan untuk pindah dana makanan ke tempat lain. Terkadang, kalau ada waktu luang, saya dan teman-teman berkunjung ke panti asuhan dan memasak untuk anak-anak disana, rasanya lebih menyenangkan karena mereka lebih membutuhkan makanan yang kami masak. Salah satu menu kegemaran anak-anak panti asuhan tersebut adalah Ayam Goreng Indonesia yang pakai bumbu Indofood. :-)
No comments:
Post a Comment