KL, October 25, 2003
Hanya berbagi pengalaman. Di BISDS Malaysia, sekolah minggu tempat saya mengajar (dan sebentar lagi pensiun karena tugas kantor mengharuskan kami sekeluarga untuk balik ke Jakarta.......), kebanyakan anak-anak yang datang ke sekolah minggu karena dipaksa oleh orang tuanya. Mengingat BISDS memiliki 1000-an jumlah murid, ini menunjukkan bahwa para orang tua disini cukup aktif memaksa anak-anaknya untuk ke vihara.....:-)
Dari sekian anak murid ini, ketika mereka beranjak remaja, sekitar 12-17 tahun, sebagian akan 'drop out' atas kemauan sendiri (BISDS menyediakan fasilitas sampai dengan usia 17 tahun). Hal ini bisa terlihat dari pattern bahwa kelompok umur 5-12 tahun biasanya lebih banyak jumlahnya daripada yang kelompok 'teenagers'. Sebagian dari murid BISDS tersebut akan terus belajar sampai tamat dan kemudian mengabdi kembali ke BISDS, either sebagai guru sekolah minggu atau aktif di kegiatan pemuda vihara.
Melihat jumlah sukarelawan guru yang jumlahnya 150-an, metode ini cukup efektif. Tradisi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun, termasuk jaman Bhante H. Gunaratana dan Bhante K. Sri Dhammananda masih menjadi guru sekolah minggu di MahaVihara Brickfields (cuma waktu itu jumlah murid dan fasilitas sekolah belum secanggih sekarang ini).
Dari jumlah murid di kelas saya mengajar, kelompok umur 9 tahun, total murid ada sekitar 35 murid, tetapi yang aktif datang sekitar 25-30 murid. Yang menarik, salah satu diantara mereka menderita autistik, tetapi tetap didatangkan ke sekolah minggu karena orang tuanya ingin anak tersebut bersosialisasi.
Attendance mereka cukup memuaskan walaupun hampir semuanya mengaku datang karena 'dipaksa' orang tuanya. Secara mayoritas, murid wanita biasanya lebih enjoy berada di kelas, banyak omong and aktif, sementara yang laki-laki termasuk yang sering 'bolong absensinya'.
Walaupun acara bangun pagi di hari minggu adalah sesuatu yang sukar bagi mereka, apalagi opportunity costnya adalah acara kartun anak-anak yang sangat menarik, umumnya mereka menikmati datang ke sekolah minggu setelah bertemu dengan teman-teman seusianya yang lain.
Regards,
Jenty
No comments:
Post a Comment